pemanasan global yang diiringi dengan beragam fenomena alam ini sebenarnya telah banyak diberitakan dalam nubuwat qur’aniah maupun nabawiyah.
Sebagai sumber yang otentik dan Terjadinya berlaku sepanjang zaman, Al- Qur’an dan As Sunnah banyak memuat tentang hal itu.
A. Isyarat tentang kerusakan alam akibat perbuatan manusia Allah swt berfirman : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum [30]: 41) Kerusakan yang dimaksudkan di sini adalah kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatan tangan-tangan manusia berupa maksiat dan kerusakan- kerusakan moral. Para mufassirin menafsirkan kerusakan di darat dan di laut - sebagaimana Imam Al-Alusi menjelaskan dalam tafsir Ruh Al-Ma’ani- yaitu; kemarau, wabah penyakit, banyaknya kebakaran, kebanjiran, penghapusan berkah dari segala sesuatu, berkurangnya sesuatu yang bermanfaat, dan merajalelanya marabahaya. Hubungannya dengan fenomena global warming, maka jelas sekali bahwa penyebab utama semua ini adalah ulah manusia.
B. Isyarat tentang adanya hujan asam Revolusi industri yang ditandai dengan ditemukannya mesin uap telah menjadi babak baru bagi beragam penemuan- penemuan penting lainnya. Dan abad 20 ini telah menjadi bukti betapa ramainya penemuan- penemuan teknologi susulan, dan berikutnya telah mendorong mereka untuk mengkonsumsi bahan bakar fosil lebih banyak dari sebelumnya. Sejak tahun 1950 sampai 1979 konsumsi energi fosil dunia telah meningkat empat kali lipat dan terus meningkat sekarang ini. Efek yang ditimbulkan dari pembakaran bahan-bahan ini dalam industri dan mobil bercampur dengan uap air dan oksigen di atmosfer dan membentuk asam nitrat serta asam belerang. Kalau larut dalam hujan, asam-asam ini jatuh ke tanah dengan akibat hancurnya hutan, tanaman pangan, dan berbagai organisme yang hidup di air tawar. Semua efek yang ditimbulkan itu bukan hanya memunculkan efek material, namun juga akan berdampak secara sosial. Betapa miripnya kondisi itu dengan apa yang disebutkan dalam berbagai nubuwat. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Kiamat tidak akan terjadi sehingga langit menurunkan hujan, tapi air hujan ini tidak bisa mendorong dibangunnya rumah-rumah tanah liat yang kuat dan tidak menyebabkan berhimpunnya penduduk perkampungan, namun hanya bisa mendorong dibangunnya rumah-rumah dari bulu.
[1] Dan diriwayatkan dari Anas t, dia berkata, “Rasulullah r bersabda: “Tidak akan tiba hari kiamat hingga manusia dihujani dengan hujan secara merata, tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu.’”[2]
C. Isyarat tentang adanya hujan meteor, banjir bandang (tsunami) dan mutasi genetika (perubahan wajah) Laporan majalah new scientist, menyebutkan bahwa mungkin pada 21 Juni 2008 mendatang bumi akan mengalami tabrakan keras dari sebuah planet minor atau asteroid yang berdiameter 800 meter. Asteroid dengan seri 2006 HZ51 ini ditemukan pada April lalu. Menurut prediksi, bahwa kemungkinan terjadinya benturan antara asteroid 2006 HZ51 ini dengan bumi adalah 1/6.000.000, tapi, seiring dengan kalkulasi lebih lanjut angka ini kemungkinan masih perlu dikoreksi. Menurut penelitian, di permukaan bumi sekarang telah ditemukan lebih dari 150 kawah akibat hantaman komet dan asteroid. Contoh terkenal adalah kawah Barringer (sesuai dengan nama geolog yang mempelajarinya pertama kali), dekat Flagstaff, Arizona, Amerika Serikat. Kawah dengan lebar 1.250 meter, panjang 3.200 meter, dan kedalaman 174 meter, terbentuk antara 30.000 – 50.000 tahun lampau. Kawah raksasa berukuran 70 km juga terbentuk di Manicovagan di Kanada, terjadi pada 210 juta tahun lampau. Di dalam surat Al Mulk juga disebutkan adanya isyarat hujan meteor dan penenggelaman bumi, Allah berfirman : Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akanmenjungkir balikkan bumibersama kamu, sehingga dengan tiba-tibabumi itu bergoncang?, atau Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkanbadai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? d (QS. Al-Mulk [67]: 16-1 Selanjutnya, kita juga akan menemukan nubuwat tentang adanya hujan meteor ini dalam beberapa riwayat.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Pada umat ini akan terjadi (di akhir zaman) penenggelaman bumi, hujan batu, dan pengubahan rupa. Ada seorang dari kaum muslimin yang bertanya, kapankah peristiwa itu akan terjadi? Beliau menjawab, “Apabila musik dan biduanita telah merajalela dan khamr telah dianggap halal.
[3] Diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah dari ‘Abdullah, dengan redaksi : “Menjelang terjadinya Kiamat akan terjadi pengubahan rupa, penenggelaman bumi, dan hujan batu.” [4] Riwayat tentang adanya batu meteor / bintang berekor ini juga diperkuat oleh hadits Ibnu Abbas yang mengaitkan peristiwa itu dengan munculnya asap dukhan yang menyelimuti seluruh permukaan bumi. Asap inilah yang akan membawa efek kehancuran seluruh dunia karena terhalangnya sinar matahari untuk menembus bumi. Hal itu sebagaimana oleh Ibnu Jarir dari ‘Abdullah bin Abu Malikah, ia berkata: “Pada suatu pagi saya pergi kepada Ibnu ‘Abbas.” Maka ia berkata: “Malam tadi aku tidak dapat tidur sampai pagi.” Aku bertanya: “Apa sebabnya.” Beliau menjawab: “Karena orang-orang berkata bahwa bintang berekor sudah terbit, maka saya cemas akan kedatangan asap (dukhan) yang sudah mengetuk pintu, sehingga saya tidak dapat tidur sampai pagi.”
[5] Pada riwayat di atas Ibnu Abbas secara meyakinkan telah menjelaskan hubungan yang erat antara peristiwa hujan meteor yang akan disusul dengan terjadinya asap dukhan. Bila seluruh isyarat qur’aniyah dan nabawiyah di atas kita kombinasikan, maka akan kita temukan hubungan yang erat sebuah fenomena akhir zaman berupa kegoncangan bumi (gempa dahsyat), hujan meteor (badai batu/ kepingan- kepingan material yang jatuh dari langit), asap dukhan yang menyelimuti bumi, dan perubahan wajah (mutasi genetika), dengan beragam kemaksiatan dan kekufuran yang diperbuat oleh manusia (perzinahan, musik dan minuman keras).
[1] HR. Ahmad. Ahmad Syakir menshahihkan isnadnya.
[2] Musnad Ahmad (III/140, Muntakhab Kanz).
[3] HR. Tirmidzi (2212) Al-Fitan dari hadits ‘Imran bin Hushain, Ibnu Majah (4060) Al-Fitan dari Sahl bin Sa’d, dan Thabrani dalam Mu’jamu ‘J-Kabfrdzn Mu’jamul- Ausath. Hadits ini shahih.
[4] HR. Ibnu Majah (4059) dalam Al- Fitan.
[5] Ibn Katsir berkata: “Sanad perkataan ini adalah shahih kepada Ibn ‘Abbas, lihat Tafsir Ibn Katsir.