Rabu, 15 Februari 2012

ANCAMAN DARI LANGIT

Dewasa ini kemungkinan munculnya ancaman dari meteor dan asteroid yang mengelilingi bumi semakin dirasakan keberadaannya. Untuk menghadapi ancaman dari luar angkasa itu negara Amerika , Uni Eropa dan Jepang mempelopori proyek internasional yang di sebut NEO (Near –Earth Obyect) .

Proyek ini menyelidiki dan memetakan obyek –obyek luar angkasa yang diklasifikasikan sebagai NEO. Near-Earth Obyect adalah benda benda angkasa yang bergerak dan memiliki diameter minimum 1 km dan bergerak mendekati orbit bumi. Umumnya NEO terdiri atas Asteroid dengan diameter lebih dari 50 m , meterorid dan komet. Gambaran kemungkinan terjadinya gempuran benda angkasa kebumi tersebut sudah digambarkan dalam Al Qur’an surat Al Infitar ayat 1-3. 1- Apabila langit terbelah2- dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,3- dan apabila lautan dijadikan meluap, Apabila langit terbelah, yaitu disaat lapisan atsmosfer dan medan magnit yang melindungi bumi menjadi lemah. Ketika itu benda langit seperti asteroid dan meteor yang selama ini berada disekitar orbit bumi akan menghunjam memasuki atsmosfer bumi berjatuhan didarat dan lautan.

Asteroid yang jatuh didarat akan menimbulkan ledakan puluhan kali lebih dahsyat dari bom atom Hirosima menghancurkan dan memusnahkan kehidupan dikota yang dihantamnya. Asteroid yang jatuh dilautan akan menimbulkan gelombang tsunami setinggi ratusan meter, air laut melimpah kedaratan sejauh puluhan kilometer, menghancurkan semua kehidupan dan kota ditepi pantai seperti New York, Los Angeles, Sidney, Hongkong, Tokyo dan lain sebagainya. Para ahli antariksa di Negara maju seperti Amerika, Eropa dan jepang berusaha meng-antisipasi kemungkinan kejadian ini dengan mendirikan Proyek NEO. Namun demikian jika datang saatnya nanti jika Allah menghendaki pada peristiwa kiamat yang digambarkan dalam surat al Infitar diatas , tidak akan ada satu teknologi manusiapun yang dapat mencegah kejadian tersebut. Peristiwa tersebut pasti terjadi dengan izin dan kehendak Allah.

Berikut ini kami sampaikan beberapa tulisan yang kami kutip dari beberapa sumber di internet tentang ancaman dari langit yang belakangan ini semakin nyata kemungkinannya. Ancaman-ancaman dari Luar Angkasa 03 May 2010 Sebagai selimut, atmosfer memberikan perisai bagi Bumi dari reruntuhan berbagai benda angkasa luar sehingga Bumi pun terhindar dari benturan langsung dengan benda-benda yang jatuh dari langit tersebut. Tanpa manusia sadari, Bumi sejatinya dihujani bebatuan, pasir, dan debu dari luar angkasa.

Hasil analisis terbaru, setidaknya dalam setahun Bumi dihujani 25.000-66.000 ton bebatuan dan debu luar angkasa. “Sebagian benda luar angkasa yang akan masuk ke Bumi ada yang terbakar habis di atmosfer, tapi juga ada yang tersisa dan sampai ke Bumi sebagai bebatuan. Tapi orang suka menyebutnya bintang jatuh,” kata Thomas Djamaluddin, peneliti matahari dan lingkungan antariksa dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bandung.Di luar angkasa, menurutnya, masih banyak bebatuan dalam berbagai ukuran atau yang disebut sebagai meteorit. “Kalau yang sampai ke Bumi memang ukurannya besar sehingga tidak habis terbakar di lapisan atmosfer,” tambahnya. Masih menurut Djamaluddin, kendati jarang, masuknya meteorit besar ke atmosfer Bumi bisa menimbulkan bahaya besar.

Sebagai contoh, bila meteorit batuan berdiameter kurang dari 220 m atau meteorit besi berdiameter kurang dari 80 m masuk ke atmosfer Bumi dengan kecepatan 22 km delik atmosfer masih mampu menyerap setengahenergi yang dilepaskannya. Dengan demikian, ketika sampai di Bumi, daya tumbukannya telah berkurang.”Tapi gantinya adalah ledakan besar. Energi ribuan kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima,” kata Djamaluddin. Selain benda-benda luar angkasa seperti meteorit, sampah- sampah angkasa merupakan ancaman kiriman dari luar angkasa yang setiap saat seolah- olah berada di atas kepala makhluk di Bumi. Sampah- sampah antariksa ini umumnya berasal dari ribuan roket bekas dan satelit bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Sebagian lainnya merupakan hasil rumbukan atau tabrakan antarsatelit atau antarroket yang pecah atau meledak. Seperti halnya meteorit, sampah- sampah antariksa ini memiliki potensi yang sama untuk Jatuh ke Bumi, terlebih pada satelit- satelit yang mengorbit rendah.

Diperkirakan, rata-rata dalam setiap 2-3 hari ada bekas satelit, roket, atau sampah antariksa lainnya yang jatuh ke Bumi.Kendati, menurut Djamaluddin, peluang sampah- sampah antariksa untuk membahayakan manusia terbilang kecil, jatuhnya benda- benda dari luar angkasa, termasuk sampah-sampah antariksa ini, akan menimbulkan dampak besar. Sebab, jatuhnya benda dari antariksa ini mencapai kecepatan puluhan atau bahkan ratusan kilometer per jam sehingga menyimpan energi yang besar. nlk/L-1 (Sumber Bataviase.co.id) HUJAN METEOR MENGHANTAM NEW YORK Ancaman Dari Langit 05 May 2010 Sebuah asteroid sebesar Kota Texas akan menabrak Planet Bumi dalam hitungan hari. Satu- satunya cara memecahkan benda langit raksasa itu dengan menanam bom nuklir berkekuatan tinggi di perut asteroid tersebut. Sekelompok pengebor minyak profesional pimpinan Harry Stamper terpilih menjalankan tugas penyelamatan Planet Bumi. Itulah cuplikan film Armaged-don yang mengisahkan ancaman kiamat bagi dunia yang datang dari benda angkasa. Kenyataannya, Bumi memang rentan akan bahaya hujan meteor yang siap mengancam kapan saja. Kejadian di Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi salah satu buktinya.

Sebuah meteorit yang diperkirakan sebesar buah kelapa jatuh menimpa tiga rumah warga di kawasan tersebut pada akhir April lalu. Meski tidak ada korban jiwa, kerusakan yang ditimbulkan benda angkasa itu sempat membuat panik warga yang terletak di Kelurahan Malaka S,ari tersebut. Bahkan, bisa dipastikan, kejadian itu bukan yang terakhir di negeri ini. Letak Indonesia yang berada di garis ekuator, wilayah dengan hujan meteor terlebat di dunia, menjadikan negeri ini senantiasa menghadapi ancaman yang datang dari langit. Sebelumnya, masyarakat Indonesia juga dikejutkan dengan ledakan dahsyat di Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Ledakan yang terjadi di ketinggian 15-20 kilometer itu berasal dari ledakan meteor raksasa dengan diameter 10 meter. Bahkan, menurut badan antariksa Amerika Serikat (NASA) yang melakukan penelitian di tempat tersebut, ledakan itu berkekuatan tiga kali bom atom Hiroshima.

Meteor Bone ini ukurannya lima kali dari meteor yang meledak di Wisconsin, Amerika Serikat, pada April lalu. Pada awal 2008, sebuah meteor juga jatuh di Gianyar, Bali. Bahkan, sejarah benda langit jatuh di Indonesia sudah tercatat sejak 1797, ketika sebuah meteor jatuh di kawasan Prambanan, Jawa Tengah. Meteor itu merupakan yang pertama kalinya tercatat di Indonesia. Meski demikian, meteorit yang jatuh tidak mengandung bahan kimia berbahaya sehingga tidak akan menimbulkan efek susulan. Menurut peneliti bidang astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, benda yang jatuh di Duren Sawit tidak menyisakan bahan berbahaya bagi manusia. “Masyarakat tidak perlu khawatir, meteorit itu tidak mengandung unsur kimia berbahaya, hanya unsur kimia umum seperti mag-nesium, besi, dan silikon. Kandungan serpihan itu biasa seperti kandungan meteorit yang lain dan tidak mengganggu kesehatan,” katanya.

Meteorit sendiri sebenarnyamemiliki peran penting dalam sejarah tata surya. Karena, seperti dikutip dari hasil penelitian Arkansas Center for Space and Planetary Sciences, University of Arkansas, benda tersebut merupakan alat utama dalam memahami sejarah tata surya. Komposisi meteor merekam proses geologi di masa lalu yang terjadi saat mereka masih bersatu dengan induknya atau tubuh utamanya. Yang dimaksud induknya adalah sebuah asteroid yang kemudian ketika terjadi (abrakan melontarkan sejumlah materi yang terlempar. Materi yang terlontar inilah yang kita kenal sebagai meteorit. Baik meteorit maupun asteroid sama-sama merupakan benda langit yang berbahaya dan senantiasa mengancam Bumi. Asteroid merupakan benda luar angkasa yang lebh kecil dari planet, namun jauh lebih besar dari meteorit Beruntung Bumi memiliki selaput gas yang dinamakan atmosfer untuk meredam bahkan menahan laju hujan meteor. Hal ini membuat jutaan meteor yang jatuh tidak sampai ke Bumi. “Walapun jarang, masuknya meteorit besar ke atmosfer Bumibisa menimbulkan bahaya.

Tapi atmosfer mampu menyerap setengah energi yang dilepas meteorit ini,” kata Thomas. Sebagai selimut, atmosfer memberikan perisai bagi Bumi dari reruntuhan berbagai benda- benda angkasa luar dan Bumi pun terhindar dari benturan langsung dengan benda-benda luar angkasa. Tanpa disadari manusia, Bumi sejatinya dihujani bebatuan, pasir, dan debu dari luar angkasa. Hasil analisis terbaru setidaknya dalam setahun Bumi dihujani 25.000 -86.000 ton bebatuan dan debu angkasa per tahunnya. “Sebagian benda luar angkasa yang akan masuk ke Bumi, ada yang terbakar habis di atmosfer, tapi juga ada yang tersisa dan sampai ke Bumi sebagai bebatuan,” kata Thomas. Asteroid Pembunuh Hampir mirip dengan cerita film Armageddon, Bumi pun kini tengah terancam sebuah asteroid yang kian mendekat. Sebuah asteroid yang digolongkan berbahaya bagi Bumi atau potentially hazardous asteroid (PHA) ditemukan, seorang astronom dari Astronomical Research Institute bernama Robert Holmes. Asteroid berbahaya itu ditemukan Holmes ketika dia melakukan pengamatan sebuah asteroid lain pada 31 Januari 2009. Saat itu, Holmes sedang melakukan pengamatan lanjutan asteroid 2008 EV5. Holmes sendiri aktif mengamati ruang angkasa di Astronomical Research Institute yang merupakan bagian dari program NASAs Near Earth Observation dan proyek Killer Asteroid. Hanya dalam beberapa tahun, Holmes telah menemukan 250 asteroid, 6 supernova, dan 1 kornet

. Selain itu, dia juga memproduksi foto astronomi untuk kepentingan pendidikan dan keperluan publik. Penemuan ini diperkuat ketika beberapa jam setelahnya seorang guru dari Ranger High School Texas dan murid dari Bulgarian Academy of Science, K Dankov, juga mengidentifikasi adanya asteroid ini. Penemuan objek yang juga tergolong sebagai NEO (near Earth object) ini juga telah dikonfirmasi oleh Silver Spring Observatory, Sandlot Observatory, dan Magdalena Ridge Observatory. Objek ini diduga memiliki kemungkinan menabrak Bumi setelah tahun 2042. Asteroid ini juga telah dimasukkan dalam daftar objek yang berisiko di website NASA/JPL dan sampai saat ini telah terdaftar 1015 PHA termasuk asteroid ini. Asteroid yang dinamakan 2009 BD81 ini pada 27 Februari 2009 berada pada jarak tujuh juta km dari Bumi. Pada 2042 diperkirakan asteroid ini akan berada pada jarak 31.800 km dari Bumi dan akan semakin mendekat pada 2046. Data dari NASA/JPL menunjukkan 2009 BD81 termasuk asteroid berukuran kecil dengan diameter 0,314 km dan memiliki 10 kemungkinan tumbukan yang berisiko dalam kurun waktu 100 tahun dimulai dari tahun 2042. Namun, menurut Holmes, kemungkinan asteroid ini menabrak Bumi dalam rentang waktu 33 tahun ke depan sangat kecil.

Pengamatan lebih lanjut, menurut dia, sangat diperlukan agar pengetahuan tentang orbit asteroid ini dapat ditentukan dengan tepat. (Sumber Bataviase.co.id) Asteroid Dapat Hantam Bumi “Satu asteroid yang ditemukan pada 2004, dapat menjadi ancaman bagi Bumi pada 2036” Ujar direktur Institut Astronomi di Rusia. Asteroid Apophis Boris Shustov, pada forum internasional mengenai luar angkasa, mengemukakan bahwa asteroid Apophis, yang akan melintasi orbit Bumi pada 2029-2036 dengan jarak 27 ribu kilometer, karena sesuatu hal, dapat menghantam bumi pada 2029-2036. Ledakannya dapat melebihi ledakan Tunguska pada 30 Juni 1908, yang merusak lahan seluas 2.150 kilometer persegi di Rusia dan merobohkan lebih dari 80 juta pohon di Kawasan Krasnoyarsk di Siberia. Ledakan di udara yang berasal dari meteor itu kekuatannya diperkirakan antara 10 dan 20 megaton TNT, setara dengan seribu kali bom atom Hiroshima. Ledakan itu dapat menimbulkan gelombang kejut sekitar 5,0 skala Richter. Asteroid itu tampaknya tidak akan seperti cerita-cerita di film Hollywood, karena teknologimodern memungkinkan orbit asteroid itu dikoreksi dengan menggunakan sebuah satelit kecil, kata Shustov.

”Meledakkan asteroid, adalah langkah yang kurang bisa diperhitungkan, dan satu pendekatan lain yang lebih hati- hati telah tersedia sekarang,” katanya. Dia mengatakan, sebuah mikrosatelit yang berisi 10 liter bahan bakar dapat memperbaiki jalur benda luar angkasa itu. Beberapa ancaman Asteroid lain Laporan majalah new scientist, baru-baru ini menyebutkan bahwa mungkin pada 21 Juni 2008 mendatang bumi akan mengalami tabrakan keras dari sebuah planet minor atau asteroid yang berdiameter 800 meter. Asteroid dengan seri 2006 HZ51 ini ditemukan pada April lalu. Menurut prediksi, bahwa kemungkinan terjadinya benturan antara asteroid 2006 HZ51 ini dengan bumi adalah 1/6 juta, tapi, seiring dengan kalkulasi lebih lanjut angka ini kemungkinan masih perlu dikoreksi. Para ilmuwan mengatakan bahwa asteroid 2006 HZ51 adalah sebuah planetoid yang terbesar volumenya dan berbahaya, seperti digolongkan dalam katalog hingga saat ini.

Dan menurut data yang diumumkan lembaga B612 (sebuah badan yang secara khusus melacak benda langit yang berbahaya), bahwa jika hendak mengambil langkah- langkah untuk mencegah benturan asteroid 2006 HZ51 ini, manusia paling tidak memerlukan jangka waktu persiapan 10 tahun. Secara komparatif, bahwa rasio terjadinya benturan antara bumi dengan asteroid Apophis 99942 yang ditemukan 2004 silam hampir lebih tinggi 1000 kali lipat dibanding asteroid 2006 HZ51. Namun, jarak kemungkinan terjadinya benturan dengan bumi saat ini masih ada 30 tahun lebih lagi, dengan demikian masih berkesempatan mempengaruhi orbitnya. Berdasarkan perhitungan para ilmuwan, jika asteroid yang berukuran agak besar menabrak bumi, maka secara fundamental akan mengubah iklim bumi. Jika asteroid jatuh di tengah samudera, maka itu akan mengakibatkan gelombang Tsunami yang dahsyat dan membuang miliaran ton uap air ke atmosfer. Sebaliknya jika lokasi benturan di darat, maka abunya yang beterbangan akan menyelimuti cahaya matahari sepenuhnya, sehingga menyebabkan kepunahan makhluk hidup di bumi.

Ada ahli yang berpendapat, bahwa kurang lebih pada 65 juta tahun silam, di atas bumi pernah terjadi tragedi serupa di bumi, sehingga mengakibatkan kepunahan dinosaurus. Bulan lalu, sebuah benda misterius yang diyakini sebagai meteor, jatuh ke bumi di kawasan terpencil di Peru dan mengakibatkan kawah berdiameter 30 meter dengan kedalaman enam meter. Para penduduk setempat termasuk polisi yang mengumpulkan contoh dari lokasi kejadian, mengeluh muntah- muntah dan mual, demikian laporan kantor berita RIA Novosti. Menurut Institut Astronomi Terapan Rusia, sekitar 400 asteroid dan lebih dari 30 komet saat ini menjadi ancaman potensial terhadap bumi. Tak hanya Rusia, Badan Antariksa AS (NASA), bulan lalu juga merilis asteroid berukuran raksasa, Aphopis, bergerak menuju bumi. NASA menyebutkan, jika menghantam bumi, dampaknya jauh lebih dahsyat dari bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II silam. Jarak asteroid tersebut dari bumi sekitar 34.685 kilometer dan dari hari ke hari kian mendekati bumi. Hingga suatu saat nanti, asteroid ini kelak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Jika tidak ada upaya penyelamatan, NASA memprediksi asteriod ini melewati bumi pada 13 April 2029 dan menghantam bumi pada tahun 2036. Seperti dilansir jurnal Populer Science edisi Agustus 2007, prediksi ini disampaikan sejumlah ilmuwan asal AS, Italia, Jepang, dan Australia, yang tergabung dalam Proyek Lincoln Near- Earth Asteroid Research (Linear). Proyek ini disponsori NASA bekerja sama dengan sejumlah institusi sains di dunia termasuk Angkatan Udara AS. Bumi sebenarnya sudah beberapa kali dihantam asteroid. Para ilmuwan menyatakan, asteroid berukuran raksasa yang jatuh ke bumi sekitar 65 juta tahun lalulah yang menyebabkan hewan prasejarah seperti dinosaurus musnah di muka bumi. Para ilmuwan telah menemukan ratusan ribu asteroid dalam sistem tata surya. Tiap bulan, ilmuwan menemukan sekitar lima ribu asteroid baru. Pada 27 Agustus, 2006, dari total 339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Asteroid terluas yang pernah ditemukan adalah Ceres, dengan diameter 900-1.000 km.

Kemudian dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam, yakni 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya memiliki diameter sekira 500 km.. Mungkinkah film fiksi ilmiah asal Hollywood, Armageddon dan Deep Impact, tentang benda langit seperti meteor dan asteroid yang menghantam bumi bakal terjadi di dunia nyata? Jawabannya mungkin saja. Pasalnya, beberapa Asteroid sudah dicap berbahaya bagi bumi. Dan sebuah asteroid yang ditemukan pada 2004, berpotensi menjadi ancaman yang amat besar bagi Bumi pada 2029-2036 mendatang. Mencari Ide Membelokkan Apophis BENDA angkasa itu diperkirakan menabrak Bumi, tiga puluh tahun lagi. Sebuah kehancuran dahsyat tak sanggup dibayangkan para ilmuwan. Sekarang, semua sedang berpikir keras “membelokkan” sang asteroid untuk menjauh dari orbit Bumi.

Apophis. Begitulah asteroid berdiameter 390 meter ini dinamakan. Dalam mitos bangsa Mesir, Apophis adalah roh setan yang menimbulkan kehancuran, ingin membawa kegelapan abadi ke dunia. Sebuah nama yang cocok, menurut para ahli astronomi, untuk kekacauan yang akan mengancam Bumi dari angkasa. NASA telah memperkirakan kemungkinan asteroid ini menabrak Bumi pada tahun 2036, dan melepaskan energi bom atom yang kekuatannya lebih dari 1.000 kali seperti yang diledakkan di Hiroshima. Ribuan kilometer persegi wilayah Bumi akan langsung hancur dan seluruh Bumi akan mengalami efek sebagai akibat debu yang terbang ke atmosfer. Dan, para ahli berkata, hanya ada sedikit waktu untuk membuat keputusan. Pada sebuah pertemuan untuk Near- Earth Objects (NEO) di London, para ilmuwan berkata diperlukan beberapa dekade untuk merancang, menguji, dan membuat teknologi yang diperlukan untuk mengubah arah asteroid. Monica Grady, seorang ahli meteroit pada Open University, berkata; “Ini bukanlah pertanyaan tentang kapan, atau jika, sebuah objek menabrak Bumi. Banyak objek lebih kecil yang menabrak Bumi tetapi hancur di atmosfer dan kita tidak mengalami dampaknya.” Tetapi, kata Monica, yang dihadapi manusia modern saat ini adalah objek NEO yang lebih besar dari 1 kilometer (lebar), yang akan menabrak Bumi setiap beberapa ribu tahun, dan NEO yang lebih dari 6 km, yang akan memusnahkan kehidupan Bumi setiap beberapa juta tahun. “Kita sedang menghadapi itu,” katanya. Apophis telah lama diamati sejak penemuannya dua tahun lalu, dan mulai menimbulkan kecemasan. Proyeksi orbit memperlihatkan ada kemungkinan Apophis menabrak Bumi pada tahun 2029-2036. Andrea Carusi, presiden dari Spaceguard Foundation berkata, Apophis ditempatkan pada nomor 4 dari skala 10 Torino - untuk objek yang menghantam Bumi. Ini adalah asteroid terbesar yang mengancam Bumi sepanjang sejarah manusia dengan kemungkinan 1:37. Alan Fitzsimmons, seorang ahli astronomi dari Queen’s University berkata; “Apabila dia melewati kita pada tanggal 13 April 2029, maka pada tahun 2036 dia akan menghantam kita.” Beragam ide mengemuka untuk mengubah jalur asteroid. Advanced Concepts Team pada Badan Antariksa Eropa telah memimpin usaha merancang beberapa jenis satelit dan roket untuk menabrak asteroid yang akan menghantam Bumi ke orbit yang lain. Tidak ada teknologi yang belum dicobakan bahkan juga untuk ide berbahaya seperti pesawat berbahan bakar nuklir.

“Keuntungan dari sistem propulsi nuklir adalah daya yang banyak,” kata Prof. Fitzsimmons. Metode yang dipilih adalah dengan menabrakkan pesawat kepada asteroid untuk mengubah arahnya. Ada rencana menguji ide ini dengan misi yang dinamakan Don QuIxote, di mana dua satelit akan dikirimkan ke asteroid. Salah satu di antaranya adalah Hidalgo, akan bertabrakan dengan asteroid pada kecepatan tinggi, dan Sancho, akan mengukur perubahan dari orbitnya. Keputusan untuk rancangan akhir dari satelit ini akan datang dalam beberapa bulan lagi, dengan waktu peluncuran satu dekade mendatang. Satu ide yang tidak disetujui adalah penggunaan bahan peledak. “Jika Anda meledakkannya terlalu dekat, mungkin Anda akan mendapatkan beberapa pecahan, dan memperluas area kerusakan,” kata Fitzsimmons. Ilmuwan di universitas- universitas Strathclyde dan Glasgow mulai melakukan simulasi komputer untuk menentukan apakah ide ini dapat digunakan. Pada musim semi tahun depan, akan ada kesempatan lain untuk mengamati Apophis dengan radar untuk menentukan orbitnya secara lebih akurat. Jika saat itu mereka tidak dapat menentukan tabrakannya pada tahun 2036, kesempatan untuk mengamatinya akan datang pada tahun 2013.

NASA berargumen apa yang akan dilakukan saat itu.“Keputusannya mungkin akan dibuat pada tahun 2013. Tetapi kita harus merencanakannya sebelum itu,” ujar Fitzsimmons. (Sumber Einelive.blogspot.com) Indonesia Masuk Daftar Ancaman Asteroid Southampton, Faceminang.com - Indonesia Masuk Daftar Ancaman Asteroid. Bencana tak hanya datang dari Bumi, seperti banjir, gempa, tsunami, atau gunung meletus. Tapi ada juga ancaman malapetaka yang berasal dari luar angkasa: tubrukan asteroid. Para peneliti dari University of Southampton membuat tabel negara yang diperkirakan akan terkena dampak terburuk dalam peristiwa tubrukan asteroid. Ada dua alasan mengapa negara- negara tersebut masuk “kategori paling terancam”. Yakni, potensi banyaknya korban dan kerusakan infrastruktur yang bisa membuat negara itu lumpuh sehingga hampir tak mungkin kembali pulih. Negara-negara maju mendominasi daftar. Inilah daftar 10 negara paling berisiko: China, Indonesia, India, Jepang, Amerika Serikat, Filipina, Italia, Inggris, Brazil,dan Nigeria. Namun, bukan berarti negara yang tak masuk daftar berarti bebas sepenuhnya.

Swedia, misalnya, negara ini juga berpotensi mengalami kerusakan infrastruktur parah. Negara yang paling parah mengalami dampak hilangnya populasi penduduk adalah AS, China, Indonesia, India, dan Jepang. Sementara, negara dengan potensi kerusakan infrastruktur terbesar adalah Kanada, AS, Jepang, dan Swedia. Dari mana kesimpulan ini dihasilkan? Para peneliti menggunakan perangkat lunak (software) yang disebut NEOimpactor, ‘NEO’ adalah singkatan dari Near Earth Object programme. “Ancaman Bumi ditabrak asteroid telah diterima sebagai ancaman bencana alam terbesar yang dihadapi umat manusia,” kata Nick Bailey, ilmuwan University of Southampton yang mengembangkan perangkat lunak NEO, seperti dimuat Daily Mail, Rabu 29 Juni 2011 malam. “Konsekuensi kehilangan populasi manusia dan kerusakan infrastruktur sangat besar.” Ditambahkan dia, sejarah mencatat bencana akibat asteroid.

“Hampir 100 tahun lalu, di wilayah terpencil dekat Tunguska menjadi saksi mata bencana saat obyek yang tak seberapa besar (diameter sekitar 50 meter) meledak di udara,” kata dia. “Untung saja di sana hanya ada hutan. Jika meledak di London, misalnya, lain ceritanya, segalanya musnah.” Bailey menjelaskan tujuan penelitian yang dilakukan pihaknya adalah untuk memberi peringatan dini — agar setiap negara — khususnya yang berisiko tinggi — melakukan mitigasi. Sementara, menurut DailyGalaxy.com, asteroid berdiameter 12 mil berpotensi memusnahkan kehidupan binatang dan tanaman. Seperti asteroid yang bertanggungjawab memusnahkan populasi dinosaurus 65 juta tahun lalu. Kala itu, asteroid berdiameter 10 mil menghujani Bumi, 25.000 batu dalam satu jam. Kekuatannya 100 megaton, atau sama dengan satu bom Hiroshima untuk semua orang di planet ini. Pasca megabencana itu, Bumi terhindar dari tragedi serupa karena medan gravitasi Yupiter melindungi Bumi dari paparan batu luar angkasa. vivanews

(Sumber Faceminang.com)

Template by:
Free Blog Templates