Berburu Cinta Atas Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah suatu hal yang indah ketika dijalani dengan penuh keindahan hati dan ketulusan jiwa untuk kemudian menyatukan hati karena Allah . Al- Ulfah adalah bersatu dalam cinta karena Allah, menyatukan hati dalam taat kepada-Nya serta kemurniannya dari kecenderungan sifat-sifat jahiliyah. Ia merupakan salah satu nikmat Allah terbesar yang dianugerahkan kepada para hambanya setelah nikmat hidayah dan iman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Ali-Imran, QS. 3:103 ﻭَﺍﻋْﺘَﺼِﻤُﻮﺍ ﺑِﺤَﺒْﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮﺍ ۚ ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺖَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺇِﺫْ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺃَﻋْﺪَﺍﺀً ﻓَﺄَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺘُﻢ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻪِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧًﺎ ﻭَﻛُﻨﺘُﻢْ ﻋَﻠَﻰٰ ﺷَﻔَﺎ ﺣُﻔْﺮَﺓٍ ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﺄَﻧﻘَﺬَﻛُﻢ ﻣِّﻨْﻬَﺎ ۗ ﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﻳُﺒَﻴِّﻦُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﻬْﺘَﺪُﻭﻥَ ﴾١٠٣﴿ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali-Imran, QS. 3:103) Boleh jadi, manusia sanggup menyatukan manusia dengan kekayaan dunia. Akan tetapi, manusia tidak akan mampu menyatukan hati mereka, kecuali dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam Surat Al-Anfal, QS. 8 :63 ﻭَﺃَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ ۚ ﻟَﻮْ ﺃَﻧﻔَﻘْﺖَ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻣَّﺎ ﺃَﻟَّﻔْﺖَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ ﻭَﻟَـٰﻜِﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺃَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ۚ ﺇِﻧَّﻪُ ﻋَﺰِﻳﺰٌ ﺣَﻜِﻴﻢٌ ﴾٦٣﴿ dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Anfal, QS. 8:63) Ulfah juga merupakan satu sifat ahli iman. Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “orang-orang yang beriman itu lemah lembut, seperti unta yang jinak, apabila diikat akan menurut dan apabila disuruh berlutut di atas sahara ia berlutut” (HR. Baihaqi dalam kitab Asy-syu’ah, riwayat dari Ibnu Umar dan Ibnu Al-Mubarak dari Makhul secara mursal, dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ 6669 dan Ash-Shahihah 936, 999).
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah kalian ingin kuberitahukan orang yang haram masuk neraka atau yang diharamkan baginya api neraka? Yaitu setiap orang yang selalu dekat dan lemah lembut” (HR. At-Tirmidzi dan Ath- Thabarani) Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang lemah lembut, Allah mengharamkannya masuk neraka” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi) Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang beriman itu menjalin persaudaraan dan dijalin oleh persaudaraan, tidak ada baiknya orang yang tidak menjalin persaudaraan dan tidak terjalin persaudaraan, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi) Belum ada kata terlambat untuk memulai diri dengan menjadi seseorang yang bersifat sosial, pandai mengatur manusia.
Sebab, manusia menyukai orang yang mempunyai sifat ini dan akan bersikap ramah kepadanya, bahkan akan meminta pandangan, dan mengambil pendapatnya, meskipun ia memiliki seribu sifat, ia tetap mempunyai tempat di hati mereka. Dan barangsiapa yang mempunyai perihal seperti ini, tidak akan gembira orang yang memusuhinya dan tidak akan berduka atau menyesal orang yang menyukainya. Subhanallah . Seolah-olah di dalam kitab engkau dapatkan kata “tidak” itu diharamkan atasmu dan tidak dihalalkan..Apabila musim dingin datang, engkau adalah matahari…saat kemarau menjelang, engkau laksana awan.. Tidak ada kontradiksi antara menyatukan hati dengan menjaga wibawa dan harga diri apabila kita pandai bersikap dan menjaga keseimbangan antara semua urusan. Oleh karena itu, kita dapatkan ungkapan mengenai sifat-sifat rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa melihatnya secara tiba-tiba, ia akan terlihat berwibawa, dan barangsiapa mengenal dan bergaul dengannya, niscaya ua akan menyukainya” (HR. At-Tirmidzi) Sesungguhnya kecintaanmu dalam hatiku membuat aku mendengarkan dan mematuhi..engkau rebut hatiku dan pejaman mataku..engkau rampas tidur dan lelapku di malam hari..maka tinggalkanlah hatiku dan ambillah tidurku..ia berkata, “tidak, tetapi keduanya (harus kau beri)” Syair di atas mengisyaratkan kepada hadist, “Tidak beriman salah satu dari kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa”.
(Dikeluarkan riwayatnya oleh Ibnu Rajab dalam Jami’ Al-Ulum wa Al-hikam 2/493) Siap untuk menanamkan sifat ulfah (menyatukan hati) di dalam diri untuk berburu cinta atas nama Allah? Insya Allah .