1. Menyembelih Kuda Karena Allah, Lalu Allah Menggantikannya Dengan Angin Yang Tunduk Kepadanya. "Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesunguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Ingatlah) ketika dipertunjukan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata, "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan." "Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku." Lau ia potong kaki dan leher kuda itu. (Shaad:30-33) Allah menyebutkan, bahwa Dia menganugerahkan kepada Daud putera bernama Sulaiman a.s. Allah memuji Sulaiman bahwa dia banyak kembali kepada-nYa, lalu Allah menyebutkan perkaranya tentang kuda. Berikut ini kisahnya: Sulaiman a.s.
begitu cintanya kepada kuda untuk digunakan jihad di jalan Allah. Beliau memiliki kuda-kuda yang kuat, cepat dan bersayap. Kuda- kudanya berjumlah 20 ribu ekor. Ketika ia memeriksa dan mengatur kuda-kuda tersebut, ia ketinggalan shalat Ashar, karena lupa bukan disengaja. Saat ia mengetahui ketinggalan sholatnya karena kuda-kuda tersebut, ia pun bersumpah, "Tidak, demi Allah, janganlah kalian (kuda-kudaku) melalaikanku dari menyembah Tuhanku." Lau beliau menitahkan agar kuda-kuda itu disembelih. Maka beliau memukul leher-leher dan urat-urat nadi kuda-kuda tersebut dengan pedang. Ketika Allah mengetahui hamba-Nya, yang bernama Sulaiman menyembelih kuda-kuda tersebut karena Diri-Nya, karena takut dari siksa-Nya serta karena kecintaan dan pemuliaan kepada-Nya, karena dia sibuk dengan kuda-kuda tersebut sehingga habis waktu shalat.
Sebab hal it, Allah lalu menggantikan untuknya sesuatu yang lebih baik dari kuda-kuda tersebut, yakni angin yang bisa berhembus dengan perintahnya, sehingga akan menjadi subur daerah yang dilewatinya, perjalannya sebulan dan kembalinya juga sebulan. Dan tentu, ini lebih cepat dan lebih baik daripada kuda. Karena itu, benarlah sabda Rasulullah saw, "Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah kecuali Allah akan memberimu (sesuatu) yang lebih baik daripadanya." (HR Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih) 2. Melemparkan Diri Agar Tak Jatuh Dalam Dosa, Maka Allah Ganti Dengan Kebaikan Pada masa Bani Israil ada seorang pemuda yang ketampanannya tidak tertandingkan. Dia bekerja sebagai penjual keranjang dari pelepah kurma. Pada suatu hari, saat dia berkeliling dengan membawa keranjang dagangannya, ada seorang wanita yang keluar dari rumah seorang raja Bani Israil. Demi melihatnya, si wanita dengan cepat masuk kembali ke dalam rumah untuk membertahukan pada putri raja: "Di pintu tadi saya melihat seorang pemuda yang menjual keranjang, tak pernah saya melihat pemuda setampan dia." Sang putri berkata: "Suruh dia masuk." Si wanita tadi keluar dan mengajak masuk pemuda itu. Setelah dia masuk, pintu dikunci rapat. Lalu datanglah sang putri menemuinya dengan wajah dan bagian lehernya terbuka. Maka si pemuda berkata: "Hai, tutuplah (auratmu), semoga Allah memaafkanmu!" Dengan terus terang si wanita menjawab: "Kami tidak memanggilmu untuk membeli daganganmu, akan tetapi untuk melakukan sesuatu." Si wanita pun mulai menggoda dan merayunya.
Sementara pemuda itu berkata: "Takutlah kamu kepada Allah," sang putri malah mengancam: "Bila kau tidak mengikuti keinginanku, aku akan beritahukan kepada raja bahwa kau masuk untuk memaksa diriku berbuat macam- macam." Kemudian pemuda itu mengajukan permintaan: "Tolong sediakan untukku air untuk berwudhu." Jawab sang putri: "Oh rupanya kau masih mencari alasan?! Hai pembantu, tolong sediakan untuknya air wudhu di atas mahligai itu," sebuah tempat yang tidak mungkin pemuda itu bisa kabur dari situ. Setelah pemuda itu tiba di mahligai, dia berdo'a: "Ya Allah, sungguh aku sekarang telah dijak untuk bermaksiat kepadaMu, tetapi aku memilih untuk melemparkan diri dari atas mahligai ini keluar kamar dan tidak jatuh dalam perbuatan dosa." Kemudian dia membaca basmalah lalu melemparkan dirinya. Saat itu pula Allah menurunkan malaikatNya yang memegang kedua ketiak pemuda itu sehingga dia jatuh dalam keadaan berdiri di atas kedua kakinya. Ketika sampai di tanah dia berkata: "Ya Allah, bila Engkau berkehendak, karuniakanlah kepadaku rizki hingga aku tak perlu lagi berdagang keranjang- keranjang." Allah mengabulkan do'anya.
Allah mengirimkan untuknya sekawanan belalang yang terbuat dari emas, maka diambilnya sampai bajunya terisi penuh. Setelah itu dia berkata:"Ya Allah, bila ini merupakan rizki yang Engkau karuniakan kepadaku dari dunia ini, maka karuniakanlah untukku keberhahan di dalamnya. Tapi, bila rizki ini akan mengurangi jatahku yang tersimpan di sisiMu di akhirat nanti, maka aku tidak membutuhkannya." Tiba-tiba terdengar suara yang mengatakan bahwa ini hanyalah satu dari dua puluh lima bagian pahala atas kesabaranmu menanggung derita saat melemparkan dirimu dari tempat yang tinggi itu. Lalu dia berkata: "Kalau begitu ya Allah, aku tidak membutuhkan sesuatu yang nanti akan mengurangi jatahku yang ada padaMu di akhirat." Maka diambillah kembali emas-emas itu oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 3. Tanamanya Habis Dirusak Badai Karena Sabar, Dia Diganti Dengan Yang Lebih Baik Al-Barqy (Abu Abdillah Ahmad bin Ja'far bin Abdu Rabbih bin Hasan) berkata, "Saya melihat seorang perempuan di dusun. Saat itu, salju sudah turun dan semua tanamannya habis, rusak karena salju tersebut.
banyak orang yang datang untuk menghibur dan menampakan rasa prihatin. Tiba-tiba perempuan tersebut menengadahkan pandangannya ke langit dan berdo'a, 'Ya Allah, Engkaulah satu-satunya yang dapat diharapkan oleh mahluk (Mu) yang terbaik (yaitu manusia). Berada di tanganMulah pengganti dari apa-apa (tanaman) yang telah rusak. Maka, berbuatlah untuk kami sesuai dengan sifat yang Engkau miliki (Pengasih, Penyayang). Sungguh, rizki kami ada padaMU, harapan kami pun hanya kepadaMU.'" Tak lama setelah itu, datang seorang kaya dan dermawan dari daerah tersebut. Dan setelah mendapat informasi tentang apa yang terjadi, orang tersebut memberikan uang untuk si perempuan tadi sebesar lima ratus dinar, (Al-Faraj ba'das- Syiddah 1/181). 4. Matahari Ditahan Terbenam Untuknya Karena Jihadnya Di Jalan Allah Setelah Nabi Musa as wafat, Nabi Yusya' bin Nun as membawa Bani Israil ke luar dari padang pasir. Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica. Kota Jerica adalah sebuah kota yang mempunyai pagar dan pintu gerbang yang kuat. Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat. Nabi Yusya' dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut sampai enam bulan lamanya. Suatu hari mereka bersepakat untuk menyerbu ke dalam.
Diiringi dengan suara terompet dan pekikan takbir, dan dengan suatu semangat yang kuat, mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya. Di situ mereka mengambil harta rampasan dan membunuh dua belas ribu pria dan wanita. Mereka juga memerangi sejumlah raja yang berkuasa. Mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dan raja-raja yang berkuasa di Syam. Hari itu hari Jumat, peperangan belum juga usai, sementara matahari sudah hampir terbenam. Berarti hari Jumat akan berlalu, dan hari Sabtu akan tiba. Padahal menurut syariat, pada hari itu (Sabtu) dilarang melakukan peperangan. Oleh karena itu Nabi Yusya' berkata, "Wahai matahari, sesungguhnya engkau hanya mengiktui perintah Allah, begitu pula aku. Aku bersijid emngikuti perintahNya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu." Maka Allah menahan matahari agar tidak terbenam sampai dia berhasil menaklukan negeri ini. dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya. Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya matahari itu tidak pernah bertahan tidak terbenam hanya karena seorang manusia kecuali untuk Yusya'. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad)." (HR. Ahmad dan sanad- nya sesuai dengan syarat Al- Bukhori) Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah ra, dia berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Ada seorang nabi dari Nabi-nabi Allah yang ingin berperang.
Dia berkata kepada kaumnya, 'Tidak boleh iktu bersamaku dalam peperangan ini seorang laki-laki yang telah berkumpul dengan istrinya dan dari itu dia mengharapkan anak tapi masih belum mendapatkannya, begitu pula orang yang telah membangun rumah tapi atapnya belum selesai. Juga tidak boleh ikut bersamaku orang yang telah membeli kambing atau unta bunting yang dia tunggu kelahiran anaknya'. Maka berangkatlah Nabi itu berjihad, dia sudah berada di dekat desa / daerah yang dia tuju saat Ashar telah tiba atau hampir tiba. Maka dia berkata kepada matahari, 'Hai matahari, engkau tunduk kepada perintah Allah dan akupun juga demikian. Ya Allah, tahanlah matahari itu sejenak agar tidak terbenam. ' Maka Allah menahan matahari itu hingga Nabi itu menaklukan daerah tersebut. Setelah itu balatentaranya mengumpulkan semua harta rampasan di sebuah tempat, kemudian ada pai yang datang menyambar tetapi tidak membakarnya. maka Nabi itu berkata, 'Di antara kalian ada yang khianat, masih menyimpan sebagian dari harta rampasan. Aku harap dari setiap kabilah ada seorang yang bersumpah padaku.' Maka mereka pun datang satu per satu untuk disumpah. Kedua tangan Nabi itu lengket pada tangan salah seorang di antara mereka, ia berkata, 'Di antara kabialah kalian ada yang berkhianat, aku minta semua orang di kabilahmu untuk bersumpah.' Satu persatu mereka disumpah. Tiba-tiba tangan Nabi itu lengket pada tangan dua atau tiga orang.' Kalian telah berkhianat, 'Katannya pada mereka. Lalu mereka pun mengelauarkan emas sebesar kepala sapi. Emas itu kemudian dikumpulkan dengan harta rampasan lain yang telah dikumpulkan sebelumnya di sebuah lapangan. Tiba-tiba datanglah api menyambar dan melalapnya.
Harta rampasan memang tidak pernah dihalalkan untuk ummat sebelum kita. Dan dihalalkan untuk kita karena Allah melihat kelemahan dan ketidakmampuan kita.'" (Diriwayatkan oleh Muslim secara sendiri). Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di dalamnya dan di antara mereka ada Nabi Yusya' yang memerintah mereka dengan kitab Allah, Taurat, sampai akhir hayatnya. Dia kembali ke hadirat Allah saat berumur seratus dua puluh tujuh tahun, dan masa hidupnya setelah wafatnya Nabi Musa adalah dua puluh tujuh tahun. 5. Meninggalkan Dusta Diterima Kerja Ada seorang pria berkebangsaan Eropa yang telah memeluk Islam. Dia adalah seorang muslim yang baik Islamnya, jujur dalam tindakannya dan bersemangat untuk menampakkan ke- Islamannnya. Dia bangga dengan Islamnya di hadapan orang- orang kafir. Tidak ada perasaan minder, malau atau perasaan ragu. Bahkan tanpa ada kesempatan terlewatkan dia selalu bersemangat untuk menampakkan ke-Islaman itu. Suatu saat dia bercerita bahwa ada sebuah iklan lowongan kerja di sebuah instansi pemerintah yang kafir. Pria muslim yang bangga dengan Islamnya ini mengajukan lamaran untuk mendapat pekerjaan tersebut. tentunya dia harus menjalani tes wawancara. Selain dia banyaka juga orang orang yang ikut tes ini. Saat tiba gilirannya untuk tes wawancara, panitia khusus wawancara ini mengajukan kepadanya beberapa pertanyaan. Diantara pertanyaan itu adalah, 'Apakah Anda minum minuman keras?', dia jawab, 'Tidak, saya tidak mengkonsumsi minuman keras karena saya orang islam dan agama saya melarangnya.' Mereka bertanya lagi, 'Apakah Anda memiliki teman kencan dan pacar?', dia jawab, 'Tidak, karena agama Islam yang saya peluk ini telah mengharamkannya. Saya hanya berhubungan dengan istri yang telah saya nikahi sesuai dengan syariat Allah SWT'.
Wawancara telah usai. Dia keluar dari ruang tes, tetapi dia pesimis akan berhasil dalam persaingan ini. Ternyata di luar dugaan hasil akhir menyebutkan, semua pelamar yang jumlahnya banyak itu gagal, hanya dialah satu- satunya yang berhasil diterima. Kemdian dia pergi menemui ketua panitia tes itu dan mengatakan, 'Tadinya saya menunggu pernyataan tidak diterima untuk pekerjaan ini, sebagai balasan atas perbedaan agama antara saya dan Anda, juga karena saya memeluk Islam. Saya terkejut bisa diterima untuk bergabung dengan rekan-rekan kristen di sini. Apa rahasia dibalik itu?' Ketua Panitia menjawab, 'Sebenarnya orang yang dicalonkan untuk pekerjaan ini, syaratnya harus orang yang selalu cekatan dan perhatian penuh dalam setiap keadaan, juga tidak teler. Sementara, orang yang mengkonsumsi minuman keras tidak mungkin bisa demikian.
kami memang mencari orang yang tidak mengkonsumsi minuman keras, dan Anda terpilih untuk pekerjaan ini karena Anda memenuhi syarat.' Maka keluarlah dia dari ruangan seraya memuji dan bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan untuknya nikmat yang begitu besar sambil membaca firman Allah, "Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah jadikan untuknya jalan keluar." (Ath-Thalaq:2)