Selasa, 21 Februari 2012

Ilmu Tertinggi Dalam Islam

Ilmu yang kita pelajari dari islam sangat banyak jenisnya dan sulit untuk dikuasai secara utuh. Namun, ada satu ilmu yang sulit sekali untuk dikuasai bahkan seorang kiai besar pun belum tentu mudah untuk menguasainya. Ilmu itu ialah ilmu IKHLAS. “Barang siapa yang memiliki keikhlasan maka ia akan memiliki kesabaran yang tinggi.” Ikhlas adalah satu kata yang sangat mudah diucapkan oleh setiap orang, termasuk orang munafik dan kafir sekalipun.

Tetapi sejatinya kata inilah yang paling berat dan paling sulit untuk direalisasikan. Terkadang para dai mampu menjaga keikhlasan di awal perjalanan, tetapi di tengah jalan berbagai macam ujian dan cobaan menghadangnya sehingga dia menjadi kendur, luntur dan jatuh kecebur sumur riya’ dan ujub. Na’udzubillâhi min dzâlik. Akumulasi dari hati yang bersih dan akhlak yang terpuji menyatu pada keikhlasan. Sementara, tanpa keikhlasan tidak ada lagi hati dan akhlak. Keikhlasan merupakan mutiara teramat mahal yang harus dimiliki setiap mukmin dan para dai. Mutiara yang harus senantiasa dibersihkan dari berbagai macam kotoran dan debu. Apalagi bagi qiyadah dakwah.

Jundiyah muthi’ah (ketentaraan yang taat) dan qiyadah mukhlishoh (kepemimpinan yang ikhlas) itulah kedua pilar utama gerakan Islam. Keduanya harus berjalan secara padu dan harmonis untuk meraih kesuksesan harakah dakwah di medan kehidupan. Keikhlasan membuat beban menjadi ringan, kesusahan menjadi hiburan, musibah menjadi pembersih hati, penjara menjadi pesantren, pengusiran menjadi rihlah gerakan, harta menjadi jalan kontribusi yang signifikan, dan kekuasaan menjadi amanah perjuangan. Sungguh indah kata-kata mutiara Ibnu Taimiyah yang diungkapkan secara jujur, “Penahananku adalah perenungan, pengusiranku adalah tamasya, dan pembunuhanku adalah syahid.” BUAH KEIKHLASAN Pohon keikhlasan akan menghasilkan buah keikhlasan yaitu manis, indah, dan menyenangkan. Karena berasal dari pohon yang baik, akarnya kuat dan kokoh, sedangkan cabangnya menjulang ke langit, menghasilkan buahnya setiap saat. (Lihat surat Ibrahim: 24-25)

Ada beberapa buah dari keihklasan seseorang:
1. Sampai pada hakekat Islam, yaitu penyerahan total pada Allah
2. Selamat dari cinta harta, kedudukan, dan popularitas. Dari Ka’ab bin Malik r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah dua serigala lapar dikirim ke kambing lebih merusak melebihi ambisi seseorang terhadap harta dan kedudukan.” (HR At-Tirmidzi). 3. Bebas dari perbuatan buruk dan keji
4. Ikhlas menjadikan amal dunia secara umum sebagai ibadah.
5. Keluar dari setiap kesempitan.
6. Kemenangan dari tipu daya syetan.
7. Meraih kecintaan Allah.
8. Meraih kecintaan manusia.
9. Meraih kemenangan di dunia dan pahala yang besar di akhirat (lihat surat Ash-Shaff [61] : 10-13).

Sering kita bertanya apa & bagaimana sih ikhlas itu? Bagaimana caranya kita mengikhlaskan amal ibadah dan amal sholeh kita itu hanya kepada ALLAH saja? Sudahkah kita melihat dan introspeksi kepada setiap amalan yang kita lakukan, baik yang akan kita lakukan atau yang sudah pernah kita lakukan, apakah terbersit niat dalam hati karena ALLAH semata, ataukah karena sebab yang lain yang begitu banyak, yang sebabnya bisa karena makhluk, bisa karena hawa nafsu semata atau yang lainnya? Seorang ulama yang bernama Sufyan Ats Tsauri pernah berkata, “Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah”. Niat yang baik atau keikhlasan merupakan sebuah perkara yang sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan sering berbolak- baliknya hati kita.

Terkadang ia ikhlas, di lain waktu tidak. Gimana caranya ikhlas? Nih, sedikit resep untuk bisa ikhlas:
1. Banyak Berdoa Di antara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Lihatlah Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, di antara doa yang sering beliau panjatkan adalah doa: “Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad).”
2. Menyembunyikan Amal Kebaikan Hal lain yang dapat mendorong seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakni dia menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan (seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain- lain). Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih diharapkan amal tersebut ikhlas. karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali hanya karena Allah semata. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits, Seseorang yang dia betul- betul jujur dalam keikhlasannya, ia mencintai untuk menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekannya. Maka dari itu marilah kita berusaha untuk membiasakan diri menyembunyikan kebaikan- kebaikan kita, karena ketahuilah, hal tersebut lebih dekat dengan keikhlasan.
3. Memandang Rendah Amal Kebaikan Memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan dapat mendorong kita agar amal perbuatan kita tersebut lebih ikhlas. Di antara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha dengan amal kebaikan yang dilakukan, di mana hal ini dapat menyeretnya ke dalam perbuatan ujub (berbangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan. Semakin ujub seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak keikhlasan dari amal tersebut, bahkan pahala amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia.
4. Takut Akan Tidak Diterimanya Amal Allah berfirman : “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mu’minun : 60) Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak diterimanya amal perbuatan mereka tersebut (Tafsir Ibnu Katsir ). Di antara hal yang dapat membantu kita untuk ikhlas adalah ketika kita takut akan tidak diterimanya amal kebaikan kita oleh Allah. Karena sesungguhnya keikhlasan itu tidak hanya ada ketika kita sedang mengerjakan amal kebaikan, namun keikhlasan harus ada baik sebelum maupun sesudah kita melakukan amal kebaikan. Apalah artinya apabila kita ikhlas ketika beramal, namun setelah itu kita merasa hebat dan bangga karena kita telah melakukan amal tersebut. Bukankah pahala dari amal kebaikan kita tersebut akan hilang dan sia-sia? Bukankah dengan demikian amal kebaikan kita malah tidak akan diterima oleh Allah? Tidakkah kita takut akan munculnya perasaan bangga setelah kita beramal sholeh yang menyebabkan tidak diterimanya amal kita tersebut? Dan pada kenyataannya hal ini sering terjadi dalam diri kita. Sungguh sangat merugikan sekali hal tersebut.
5. Tidak Terpengaruh Oleh Perkataan Manusia Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi oleh manusia. Bahkan Rasulullah pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian ia dipuji oleh manusia karenanya, beliau menjawab, “Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin” (HR Muslim). Seorang mukmin yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan manusia ketika ia beramal saleh. Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah (ujian) baginya, sehingga ia akan berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitnah tersebut.
6. Bukanlah Pemilik Surga Dan Neraka Jangan melakukan kebaikan untuk mendapatkan surga sebab tidak ada satu pun manusia yang dapat menolong diri mereka untuk masuk surga ataupun neraka.
7. Ingin Dicintai, Namun Dibenci Seseorang yang melakukan amalan karena ingin dipuji oleh manusia tidak akan mendapatkan pujian tersebut dari mereka. Bahkan sebaliknya, manusia akan mencelanya, mereka akan membencinya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang memperlihat-lihatkan amalannya maka Allah akan menampakkan amalan-amalannya ” (HR. Muslim). Akan tetapi, apabila seseorang melakukan amalan ikhlas karena Allah, maka Allah dan para makhluk-Nya akan mencintainya sebagaimana firman Allah ta’ala: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam : 96). Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia akan menanamkan dalam hati-hati hamba-hamba- Nya yang saleh kecintaan terhadap orang-orang yang melakukan amal-amal saleh (yaitu amalan-amalan yang dilakukan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi- Nya ). (Tafsir Ibnu Katsir).

Demikianlah pembahasan kali ini, semoga bermanfaat bagi diri penulis dan kaum muslimin pada umumnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang- orang yang ikhlas. (Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya sehingga sempurnalah segala amal kebaikan) *** Masya ALLAH ……

Ya ALLAH …….
Semoga engkau menerima semua amal sholeh dan amal ibadah kami dan semoga engkau selalu memberikan taufiq kepada kami untuk selalu ingat kepada Engkau dalam setiap hembusan nafas kami, dalam setiap langkah kami dan dalam setiap apa yang kami lakukan. Berilah pertolongan kepada kami agar kami bisa beramal hanya karena engkau semata.

Ya ALLAH, hanya Engkaulah yang dapat menolong kami untuk selalu ikhlash dalam segala amal sholeh dan ibadah kami.

Ya ALLAH tiada yang dapat kami perbuat sehingga bisa ikhlas tanpa pertolongan-MU, Maha Suci Engkau dan Maha Terpuji Engkau Ya ALLAH. Janganlah Engkau jadikan kami ujub (berbangga diri) dengan amal kami, jadikanlah kami selalu takut kepada Engkau, takut tidak diterimanya amal dan ibadah kami.

Amin.

Template by:
Free Blog Templates